Hampir satu mingguan saya kembali berkutat menelusuri sejarah, sejarah yang di dalamnya juga membawa nama Provinsi Bengkulu karena tepat satu minggu yang lalu saya membaca bahwa Bengkulu Heritage Society (BHS) mengadakan Lomba Blog dan Lomba Essay yang mengangkat tema #FatmawatiPerajutNegeri .
Bengkulu Heritage Society ini terdiri dari pemerhati sejarah, travel maker, pelaku seni dan budaya, duta wisata, fotografer, wartawan, akademisi, aktivis lingkungan , mahasiswa dan bahkan juga pelajar.
Ibu Fatmawati Soekarno yang memiliki nama asli Fatimah, lahir di Bengkulu pada tanggal 5 Februari 1923 dari pasangan Hassan Din dan Siti Chadijah yang merupakan pasangan yang sangat berpengaruh di Bengkulu. Hassan Din adalah seorang pengusaha dan tokoh pendiri Muhammadiyah Bengkulu.
Sebagai orang Bengkulu saya sangat bangga ketika mengetahui bahwa orang yang sangat berjasa menjahit Bendera Pusaka Merah Putih adalah Bu Fatmawati Istri Presiden Republik Indonesia Pertama yang lahir dan besar di Bengkulu. Fatmawati menjadi Ibu Negara pertama dari tahun 1945 hingga tahun 1967
Fatmawati bersahabat dengan anak angkat Ir. Soekarno dan Inggit Garnasih yang bernama Ratna Djuami, karena persahabatan inilah Fatmawati diminta untuk tinggal dirumah mereka dan diangkat anak oleh Inggit yang merupakan isteri kedua Ir. Soekarno.
Fatmawati yang semakin beranjak dewasa dan cantik membuat Ir. Soekarno tidak mampu lagi menahan keinginannya untuk menikah dan memiliki keturunan dari Fatmawati, ia pun meminta izin untuk menikahi Fatmawati kepada istrinya Inggit, namun hal ini ditentang oleh Inggit. Inggit mengizinkan pernikahan tersebut dengan syarat Ir. Soekarno harus menceraikannya terlebih dahulu.
Sikap Fatmawati yang cepat tanggap dengan keadaan sekelilingnya membuat Fatmawati mengambil inisiatif untuk membuat Bendera Merah Putih yang akan dijadikan sebagai simbol Negara dan akan dinaikan pada saat Ir. Soekarno-Hatta memproklamirkan Kemerdekaan Republik Indonesia pada tahun 1945.
Bendera Merah Putih yang pertama dijahit dengan menggunakan mesin jahit tangan karena pada saat itu tidak memungkinkan untuk Ibu Fatmawati menggunakan mesin jahit kaki karena dalam kondisi sedang hamil besar.
Ibu Fatmawati kesulitan untuk mendapatkan bahan kain yang layak untuk dijadikan Bendera, karena Indonesia masih dikuasai oleh Jepang. Oleh karena itu Ibu Fatmawati meminta seorang pemuda bernama Chaerul Basri untuk menemui Shimizu, seorang pembesar Jepang yang ditujuk sebagai perantara dalam perundingan Indonesia-Jepang pada tahun 1943. Akhirnya Kain tersebut dijahit oleh Fatmawati menjadi sebuah bendera Merah Putih yang berukuran 2×3 meter. Bendera Merah Putih itulah yang akhirnya digunakan pada saat memproklamirkan kemerdekaan Republik Indonesia.
Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, Ir. Soekarno dilantik menjadi Presiden Pertama Republik Indonesia dan Ibu Fatmawati menjadi Ibu Negara Pertama. Ibu Fatmawati mendampingi segala kegiatan Ir. Soekarno sebagai Presiden termasuk saat Presiden harus Hijrah ke Yogyakarta dan kunjungan negara.
Walaupun menjadi Ibu Negara, Fatmawati juga tidak melupakan kota kelahirannya, hal ini dapat dilihat dari Sambutan hangat dan penuh rasa kekeluargaan yang diberikan oleh Ibu Fatmawati saat menerima utusan delegasi pemerintah dan masyarakat Bengkulu yang saat itu dipimpin oleh Letnan Kolonel Samsul Bahru. Maksud kunjungan saat itu adalah ingin berjumpa dengan salah satu anggota masyarakatnya dan juga dengan maksud mengusulkan kepada pemerintah pusat agar keresidenan Bencoolen dapat menjadi daerah provinsi atau daerah tingkat I. Namun peran sebagai Ibu Negara harus berakhir tahun 1967 saat Soekarno memutuskan untuk menikahi Hartini.
Masyarakat Bengkulu Saat Menemui Ibu Fatmawati |
Ibu Fatmawati wafat pada tanggal 14 Mei 1980 di Kuala Lumpur, Malaysia. Beliau meninggal terkena serangan jantung pada saat pulang umrah dan dimakamkan di TPU Karet Bivak. Untuk mengenang semua jasanya namanya banyak digunakan untuk nama jalan, Rumah Sakit dan juga bandara yang ada di Bengkulu yaitu Bandara Fatmawati Soekarno.
**
Referensi :
1. Arsip Nasional RI
2. Wikipedia.co.id
Seru ya baca kisah sejarah, apalagi tentang Fatwati The First Lady nya Idonesia.
wah keren ini..jadi kita gak melupakan sejarah bahwa perempuan sang perajut negeri berasal dari daerah kita, Bengkulu.