Tantrum
Sebelumnya teman-teman atau bunda dan ayah pernah mendengar atau membaca kata Tantrum. Sebuah kata yang beberapa minggu belakangan ini terjadi pada anak saya paling kecil yang saat ini berusia 1,5 tahun.
Tantrum adalah sebuah ledakan emosi yang biasanya terjadi pada anak-anak atau orang-orang yang mengalami kesulitan dalam emosional. Jika pada anak-anak sering ditemukan dalam bentuk sikap keras kepala, menangis hingga menjadi-jadi, berteriak, menjerit-jerit, membangkang, berguling-guling, membenturkan kepala hingga membanting-bantingkan badan ke lantai.
Beberapa minggu belakangan ini putri saya paling kecil mulai menunjukkan tanda-tanda Tantrum seperti mudah ngambek, jika keinginan tidak terpenuhi dia akan menangis hingga menjadi-jadi, berteriak, memukul, hingga tiduran di lantai dan akan berlangsung selama +15-20 menit. Terjadinya bisa dimana saja, saat di pusat perbelanjaan, di rumah ataupun di jalan.
Jika sebelum-sebelumnya saya selalu membujuk dan menuruti semua keinginannya untuk mencegah agar tidak terjadi tantrum, namun akhirnya saya dan suami sepakat untuk mengatasi tantrum tersebut. Hal ini karena jika kami selalu menuruti apapun keinginannya, hal ini akan berdampak pada kegagalan anak dalam mengontrol emosinya dan tantrumnya akan semakin menjadi-jadi.
Setelah membaca beberapa referensi, akhirnya kami juga mulai menerapkan cara-cara aman untuk mengatasi tantrum pada anak. Walaupun terkadang dari berbagai sisi selalu dianggap kejam dan pelit karena tidak memberikan apa yang diinginkan si anak oleh beberapa orang dan bahkan oleh orang terdekat sendiri seperti kakek dan neneknya. Namun dengan perlahan kami mulai menjelaskan tentang situasi dan bahaya tantrum itu sendiri dan meminta mereka juga bekerja sama untuk tidak memanjakan putri kami secara berlebihan.
Nah buat ayah dan bunda yang sedang mengalami kejadian seperti saya ada beberapa tips sederhana dari saya untuk mengatasi Tantrum pada anak yaitu :
Pertama : Tenang dan Sabar
Untuk kedua orang tua pada saat anak mulai tantrum janganlah terpancing emosi, tetap tenang sambil memperhatikan kondisi lingkungan di sekitar anak, pantau sikap anak pada saat akan memulai tantrum, sambil mengarahkan dia untuk menjauh dari lingkungan berbahaya seperti tempat yang banyak kaca atau benda-benda tajam lainnya. Jika dia ingin berguling-guling cukup cegah dengan cara ayah berdiri dengan posisi kedua kaki berada disisi kanan kiri badan anak.
Kedua: Jangan memarahi, membentak ataupun memenuhi keinginan anak
Jika tantrum sudah terjadi, biarkan dan tunggu saja hingga tantrumnya mereda dan anak sudah bisa diajak berdiskusi. Jangan sekali-kali memarahi dan membentak karena dengan kita melakukan hal-hal itu anak akan semakin menjadi-jadi. Hal yang paling perlu diingat oleh para orang tua adalah Tidak Membujuk anak, karena jika kita langsung membujuk dengan memenuhi keinginan anak itu tidak akan memecahkan masalah malah akan membuat anak akan mengulangi perbuatannya karena merasa dirinya akan dibujuk.
Jika tantrumnya sudah mereda, ayah ataupun bunda bisa mulai mencoba berdiskusi secara perlahan-lahan dan menjelaskan dengan bahasa sesederhana mungkin yang mudah dipahami anak.
Ketiga : Beri Pengertian
Untuk mengatasi tantrum, diperlukan kerjasama seluruh anggota keluarga seperti ayah, ibu, tante, kakek dan nenek. Beri pengertian dan penjelasan bahwa anda ingin mengatasi tantrum pada anak anda, dan minta mereka untuk bekerja sama dengan cara tidak menuruti ataupun membujuk anak pada saat dia tantrum. Berikan juga penjelasan tentang bagaimana cara mengatasi jika anak mulai tantrum.
Berdasarkan pengalaman saya saat mengatasi tantrum pada Hana, tiga cara simpel diatas sangat membantu dan sangat efektif. Walaupun belum hilang namun tantrum pada putri saya sudah mulai jarang terjadi, yuk ayah dan bunda yang sedang mengalami fase ini dicobain tipsnya.
Teman-teman yang punya pengalaman anaknya yang tantrum dan cara mengatasinya boleh share kok di kolom komentar :), semoga tips dari saya bisa bermanfaat ya.
Iya bener…jangan malah memarahi..
Soalnya kasian..udah gak dapet yg dia mau..eh dipukul di cubit..secara psikologis gak bagus buat perkembangan anak…
Bener jg sih mbak, kl keinginan anak selalu dituruti pasti ngelunjak. Bahaya juga ya tantrum kl dibiarkan berlarut2. Nice infonya mbak
Ini bukti buk ibuk harus cerdas dan sekolah tinggi2. Klo tak cukup wawasan dan pendidikan bisa jd ibu dan anak saling tantrum. Hehehe..
Jadi buang pepatah dusun bahwa perempuan tak perlu sekolah tinggi2 y.
Setuju. Cuek n kebal kuping. Itu sih kunci utama biar nggak tantrum..
Ia anak kecil sulit di prediksi emosinya, tapi kalu moms odell yakin aku bisa handle nya
Setujuu mbak. Walau dlm realisasinya saya juga mesti usaha ekstra utk sabar hehehe. Tapi berkah dari punya anak memang salah satunya adalah belajar lebih sabar. TFS mom odel 🙁